1.
PENGERTIAN
BAKAT
Tidak dipungkiri bahwa ada perbedaan
antara individu satu dengan yang lain dalam tingkat kemampuan atau prestasi
mereka dalam bidang musik, seni, mekanik, pidato, kepemimpinan dan olahraga
serta bidang-bidang yang lain. Sejauh mana perbedaan-perbedaan itu dibawa sejak
lahir atau hasil dari latihan atau pengalaman.
Pembawaan dan bakat adalah dua istilah
yang mempunyai maksud sama. Tetapi pengalaman sehari-hari, dapat ditemukan
perbedaan diantara keduanya dari segi makna. Titik berat perbedaanya terletak
pada luas pengertiannya. Sebagai contoh, si A berpembawaan penyanyi, dapat juga
dikatakan si A berbakat penyanyi. Akan tetapi, si A berpembawaan rambut ikal,
janggal jika dikatakan si A berbakat rambut ikal. Dari contoh tersebut, dapat
diketahui bahwa bakat lebih dekat maknanya dengan aptitude (kecakapan pembawaan) yaitu yang mengenai
kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) tertentu. Sedangkan kata pembawaan
mempunyai arti yang lebih luas, yaitu semua sifat, ciri dan kesanggupan yang
dibawa sejak lahir.
Dari uraian tersebut, bakat diartikan
sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih.
Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari
pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat
dilaksanakan sekarang, sedangkan “bakat”memerlukan latihan dan pendidikan agar
suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang. Kapasitas sering digunakan
sebagai sinonim dari “kemampuan” dan biasanya diartikan sebagai kemampuan yang
dapat dikembangkan sepenuhnya di masa mendatang apabila latihan dilakukan
secara optimal. Namun, dalam prakteknya kapasitas seseorang jarang tercapai.
Jadi bakat adalah kemampuan alamiah
untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersifat umum
(misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat
khusus disebut juga talent. (Conny Semiawan, dkk.1987)
2.
DIMENSI
BAKAT
Guilford mengemukakan bahwa bakat itu
mencakup 3 dimensi psikologis, yaitu: 1)
dimensi perseptual
2)
dimensi psikomotor
3)
dimensi intelektual
a. Dimensi
perseptual
Dimensi
perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi yang meliputi
faktor-faktor antara lain:
1)
Kepekaan indera
2)
Perhatian
3)
Orientasi waktu
4)
Luasnya daerah persepsi
5)
Kecepatan persepsi
b. Dimensi
psikomotor
Dimensi psikomotor mencakup enam faktor,
yaitu:
1) Kekuatan
2) Impuls
3) Kecepatan
gerak
4) Ketelitian,
yang terdiri atas dua macam, yaitu:
(a) Faktor
kecepatan statis, yang menitikberatkan pada posisi.
(b) Faktor
ketetapan dinamis, yang menitikberatkan pada gerakan.
5) Koordinasi
6) Keluwesan
(flexibility
c. Dimensi
intelektual
Dimensi inilah yang umumnya menjadi
sorotan luas, karena dimensi inilah yang mempunyai implikasi terhadap dunia
begitu luas. Dimensi ini meliputi lima faktor, yaitu:
1) Faktor
ingatan yang mencakup ingatan mengenai: (a) substansi; (b) relasi; (c) sistem.
2) Faktor
ingatan mengenai pengenalan terhadap: (a) keseluruhan informasi; (b) golongan
(kelas).
3) Faktor
evaluatif, yang meliputi evaluasi mengenai: (a) identitas; (b) relasi-relasi;
(c) sistem; dan (d) kepekaan terhadap problem yang dihadapi.
4) Faktor berpikir konvergen, yang meliputi
faktor untuk menghasilkan: (a) nama-nama; (b) hubungan-hubungan; (c)
sistem-sistem; (d) transformasi; dan (e) implikasi-implikasi yang unik.
5) Faktor
berpikir divergen, yang meliputi faktor: (a) menghasilkan unit-unit; (b)
pengalihan kelas secara spontan; (c) kelancaran dalam menghasilkan
hubungan-hubungan; (d) menghasilkan sistem; (e) transformasi divergen; dan (f)
menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.
3.
JENIS-JENIS
BAKAT
Penelitian seorang psikolog dari Harvard-Amerika
bernama Howard Gardner (1983) mengklasifikasikan bakat dalam beberapa kategori,
antara lain :
1)
Linguistic Intelegence, orang ini sangat hebat dibidang linguistic. Ia sangat
pandai dalam mengolah bahasa. Contohnya, penyair legendaries Shakespeare dan
penulis buku Harry Potter, J.K.Rowling
2)
Logical-mahematical Intelegence, penalaran dan matematika orang ini sangat
menonjol dalam hitung menghitung dan tidak bisa dibantah, memiliki IQ yang
tinggi. Contohnya, Albert Enstein dan Bill Gates
3) Spatial
Intelegence, orang-orang yang jenius dalam bidang ini pandai mengolah informasi
visual dan daya khayalnya sangat tinggi. Kebanyakan mereka seirang artis atau
seniman, seperti Leonardo Da Vinci.
4) Musical
Intelegence, orang ini hebat dalam bidang music baik dalam menciptakan music
maupun memainkan alat music. Contohnya Mozart.
5)
Bodily-kinesthetic Intelegence, orang ini sangat hebat di bidang olah tubuh,
seperti menari, olahraga dan seni drama. Contohnya Pele.
6)
Interpersonal Intelgence, orang ini sangat pandai dalam bersosialisasi dan memahami
orang lain. Contohnya, princess of hearts, Lady Diana
7)
Interpersonal Intelegence, kecerdasan orang tipe ini berhubungan dengan
bakatnya memahami dan mengatur diri sendiri. Contohnya, Mahatma Gandhi.
4.
KAITAN
ANTARA BAKAT DENGAN PRESTASI
Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi
dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman
dan dorongan atau motivasi agar bakat tersebut menjadi prestasi. Misalnya,
seseorang mempunyai bakat menyanyi, jika ia tidak diberi kesempatan untuk
mengembangkan, maka bakat tersebut juga tidak akan nampak. Sebaliknya, jika ia
diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat dan menunjukkan minat yang besar
terhadap bakat yang ia miliki, bukan hal yang tidak mungkin jika ia dapat menjadi
penyanyi terkenal. Jadi, bakat dapat berbuah prestasi jika ditunjang oleh
latihan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi baik intern maupun ekstern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar