Kesuksesan merupakan
suatu hal yang bisa didapat dengan usaha yang keras, selalu berdoa dan
menyerahkan semua hasil usaha kita kepada Allah AWT. Selalu bersemangat dan
pantang menyerah adalah ciri orang sukses.
Bismillahirrohmanirrohim,
semoga apa yang saya sampaikan pada tulisan ini dapat diambil manfaatnya dan
segala yang berhubungan dengan sifat riya ataupun sombong tidak terdapat dalam
tulisan ini. Karena tujuan saya menulis tulisan ini adalah untuk berbagi
pengalaman kepada yang membaca tulisan ini. Harapannya setelah membaca tulisan
ini, dapat termotivasi juga seperti apa yang saya rasakan saat ini.
Untuk sebagian orang
yang membaca tulisan ini pasti bertanya-tanya apa itu AAI? Tetapi bagi mahasiswa
muslim UNS ketika disebut nama AAI pasti akan tersenyum. AAI bukanlah nama
orang, bukan pula sebuah benda. AAI merupakan sebuah wadah aspirasi mahasiswa
muslim di UNS.
Bagi saya, AAI itu
menyenangkan, tau kenapa? Ya, AAI itu asyik. Banyak sekali manfaat mengikuti
AAI. Yang tadinya saya tidak tahu, sekarang saya menjadi tahu. Yang tadinya
saya tidak bisa, saya mendapat banyak motivasi karena mengikuti AAI.
AAI merupakan
kependekan dari Asistensi Agama Islam. Nah, dari namanya saja kita pasti
penasaran bukan, apa saja sih kegiatan yang ada di AAI tersebut? Untuk
mengetahui lebih lanjut, mari simak kisah perjalanan saya selama mengikuti AAI
berikut ini.
Pada awalnya, saya
tidak pernah menyangka saya akan masuk Universitas Sebelas Maret. Namun tidak
bisa dipungkiri bahwa keinginan saya semakin besar untuk bisa mendapatkan
bangku kuliah di UNS ini sejak saya pertama kali menginjakkan kaki di
Surakarta. Ya, saya bukan warga asli Surakarta. Saya datang dari jauh, dari
suatu wilayah yang sebagian warga Jawanya ternyata tidak mengetahui wilayah itu.
Saya berasal dari Jambi, wilayah dimana saya dibesarkan dari kecil hingga
dewasa.
Banyak orang yang
bertanya, mengapa saya memilih untuk berkuliah di Surakarta, apakah di Jambi
tidak ada universitas? Ketika ada orang yang bertanya demikian saya menjawab
dengan senyuman, dan berusaha
menjelaskan alas an saya. Saya telah bertekad untuk berkuliah di luar Pulau
Sumatera sejak duduk di bangku SMA. Saya merasa saya ingin mencoba suasana baru
yang tidak hanya di Jambi saja.
Kemudian, dengan
tekad yang kuat, saya berusaha dengan maksimal, dan yang paling penting selalu
berdoa kepada Allah SWT., akhirnya saya bisa meraih apa yang menjadi keinginan
saya. Ini juga tidak terlepas dari dukungan orang-orang di sekitar saya, yang
paling utama adalah restu orang tua. Karena jika orang tua ridho, Allah juga
akan meridhoi setiap usaha kita. Saya sangat bersyukur dengan nikmat yang Allah
kasih kepada saya.
Alhamdulillah,
setelah masuk di UNS, saya menemukan sebuah kegiatan yang menurut saya menarik,
seperti saat dulu saya di SMA. Belajar agama yang diasisteni oleh mbak-mbak
yang sudah lebih banyak mengetahui
tentang Islam.
Pada awalnya, saya
penasaran dengan kegiatan-kegiatan yang ada di AAI nantinya. Ternyata AAI
berbeda, AAI itu spesial. AAI diawali dengan adanya Grand Opening AAI. Pada
saat itu saya masih ingat bahwa diwajibkan untuk menghadiri acara tersebut.
pada mulanya saya tidak tahu apa itu AAI. Namun ternyata saat melihat peserta
yang mengikuti sangat banyak, saya berpikir bahwa sepertinya menarik. Kemudian saya
diberitahu siapa saja kelompok AAI saya dan siapa pula yang mengasisteni
kelompok saya. Setiap asisten mengasisteni sekitar 6-10 anak.
Kelompok AAI saya
adalah Arum Angger Rosiah, Aya Sofia, Fitriana Prihati, Indayati, Lis tyas,
Luthfiah Dyaka Rose, Marsha Kun Uminingtyas, Siti Zulaichah, dan saya sendiri
Nuri Istifah Khasanah. Semuanya merupakan pendidikan fisika kelas B 2012. Kemudian,
asisten AAI saya adalah Mbak Isti Rahayu, atau yang biasa dipanggil Mbak IU.
Nah, ketika pertama
kali ada acara kumpul AAI, saya merasa sedikit canggung dengan asisten saya. Namun,
lama-kelamaan saya tidak canggung lagi, mungkin karena baru pertama. Ya seperti
biasa, di setiap awal pertemuan pasti ada perkenalan. Karena ada pepatah yang
mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang. Dengan adanya perkenalan tersebut,
saya menjadi lebih mengetahui bagaimana sebenarnya teman-teman saya. Yang dulunya
tidak tahu, sekarang menjadi tahu.
Kemudian, seperti
biasanya lagi dibuat susunan kepengurusan AAI. Dipilih yang menjadi ketua,
sekretaris, dan bendahara. Dan yang diamanahi menjadi ketua adalah Siti
Zulaichah, untuk sekretaris sendiri kebetulan saya yang mendapat amanahnya, dan
untuk Luthfiah Dyaka Rose diamanahi sebagai bendahara. Tugas masing-masing juga
sudah diberitahu dan atas persetujuan teman-teman semuanya.
Dan untuk seterusnya,
kegiatan AAI adalah ada tausiah, tilawah, hafalan, dan materi dari asisten
saya, mbak IU. Namun, semua anggota mendapat giliran untuk menjadi MC dan
tausiah. Tausiah tidak harus panjang, namun dengan satu hadits saja sudah bisa
diambil pelajaran dari hadits tersebut. namun bukan berarti tidak boleh
panjang. Jika yang sedikit saja bermanfaat, apalagi kalau banyak yang
disampaikan.
Untuk tilawah, pada awalnya
hanya dibacakan oleh siapa yang mau saja, namun untuk seterusnya tilawah
dibacakan secara berkelanjutan oleh masing-masing anggota, dimulai dari 3-5
ayat. Untuk hafalan sendiri, disepakati bahwa minimal 10 ayat dalam 1 minggu. Atau
boleh juga dalam 1 minggu menghafal 1 surat pendek.
Selain itu, di AAI
juga ada kegiatan untuk amal yaumi. Nah, amal yauminya meliputi sholat rawatib,
sholat berjamaah, tilawah, sholat malam, sholat dhuha, puasa sunah, sholat
dhuha. Untuk amal yaumi, disepakati banyaknya minimal dalam satu minggu. Ini dibuat
tabel, sehingga kita bisa mengetahui tingkat amal yaumi kita perminggu, apakah
semakin naik atau sebaliknya. Namun diharapkan agar tiap minggu semakin naik,
aamiin.
Dari semua penjelasan
diatas, dapat dilihat bahwa kegiatan AAI itu kegiatan positif yang banyak
sekali manfaatnya apabila kita ikuti secara sungguh-sungguh. Mulai dari
kegiatan tausiah, tilawah, sampai kepada amal yaumi.
Tausiah, jika kita
selalu mengikuti maka kita akan mendapat pengetahuan-pengetahuan baru dari apa
yang disampaikan. Kemudian tilawah, semakin banyak kita membaca tilawah, maka
semakin banyak pahala yang kita kumpulkan. Amal yaumi, jika kita laksanakan
semuanya dengan baik, maka Subhanallah, banyak sekali manfaat yang akan kita
rasakan dari amalan-amalan tersebut.
Nah, saya sendiri,
mungkin termasuk orang yang jarang melakukan kegiatan amal yaumi tersebut.
namun setelah ikut AAI saya menjadi termotivasi untuk mengerjakan amal yaumi,
walaupun dalam kadar yang masih sedikit, namun perubahan yang sedikit itu
sangat berarti bagi saya. Setidaknya bisa mengubah saya sedikit demi sedikit.
Kemudian saya
mendapat banyak sekali pengetahuan dari apa yang disampaikan saat AAI, saya
semakin takjub dengan kebesaran-kebesaran Allah. Allahuakbar!
Materi-materi yang
disampaikan saat AAI membuat saya semakin termotivasi. Yang tadinya saya tidak
saya ketahui sekarang saya mengetahuinya. Tidak hanya itu, di AAI juga sering
ada tanya jawab dan saling berbagi cerita, kegiatannya menjadi tambah seru dan
asyik. Saya jadi lebih mengenal teman-teman saya. Selain itu, mbak IU juga
sering mengecek kondisi anggota AAI, sering memberi motivasi-motivasi baru, dan
saran-saran yang baik.
Alhamdulillah selama
mengikuti AAI ini saya belum pernah absen, AAI itu sudah seperti kuliah yang
harus diikuti, sayang jika tidak diikuti. Namun, yang membuat saya sedih saat
ini adalah ketika mengetahui bahwa asisten saya akan diganti dengan asisten
baru. Ini berarti saya akan jarang bertemu dengan mbak IU lagi. Akan tiada lagi
AAIU (AAI bersama mbak IU).
Namun siapapun
asisten yang akan menggantikan mbak IU nanti tidak masalah, yang terpenting
kita mengikuti AAI dengan sungguh-sungguh agar manfaat yang kita rasakan
semakin bertambah, aamiin. Semuanya tergantung pada diri masing-masing, apabila
ingin meningkat harus dengan usaha yang baik.
Dan intinya adalah,
AAI itu keren, asyik, menyenangkan, bermanfaat, dan mengalihkan dunia saya. AAI
luar biasa!